Kabar Poros Maritim Dunia

LAPORAN OECD 2016 memproyeksikan bahwa ekonomi maritim dunia akan berkembang dua kali lipat (USD 3 triliun) pada 2030. Proyeksi ini menggembirakan bagi bangsa Indonesia untuk memosisikannya sebagai penghela perekonomian nasional. Tahun 2010 saja kontribusinya terhadap ekonomi dunia sebesar USD1,5 triliun.


  1. Secara ekonomi politik, Indonesia sejak 2014 telah mendeklarasikan dirinya sebagai poros maritim dunia (PMD). Agendanya:  revitalisasi budaya maritim Indonesia; 
  2. menjaga sumber daya laut dan kedaulatan pangan laut yang memosisikan nelayan sebagai pilar utamanya.
  3.  pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim lewat tol laut, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
  4. Diplomasi maritim terkait penanganan pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah, perompakan, dan pencemaran laut; dan 
  5. Pembangunan kekuatan maritim untuk menjaga keselamatan dan keamanan pelayaran.

Namun, pascaempat tahun PMD, hasilnya terkesan jalan di tempat. Meskipun dunia internasional mengapresiasi Indonesia dalam soal kemaritiman khususnya pemberantasan kejahatan perikanan. Selain itu, Indonesia pada 2018 didapuk sebagai tuan rumah konferensi kelautan dunia di Bali. Topik yang dibahas: perlindungan kawasan perlindungan laut, perubahan iklim, perikanan berkelanjutan, pencemaran laut, ekonomi biru berkelanjutan, dan keamanan maritim. Sayangnya, satu agenda luput dalam perhelatan tersebut, yaitu soal nelayan. Apalagi dikaitkan dengan soal PMD, Indonesia belum berhasil memosisikan kemaritiman sebagai kekuatan baru dalam pembangunan ekonomi sekaligus pusat gravitasi ekonomi maritim dunia.

Gravitasi Ekonomi Maritim

Memosisikan Indonesia sebagai PMD sejatinya tak semudah membalikkan telapak tangan. Meskipun Indonesia posisi geografinya strategis yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Sayangnya, Indonesia dengan PMD-nya belum mampu mendayagunakan secara optimal posisi geopolitik dan geoekonomi yang strategis tersebut.

Pertama, Indonesia memiliki jalur pelayaran internasional yang diakui dalam hukum laut internasional (UNCLOS 1982), yaitu alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, dan III. Jalur ALKI I melewati Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Sunda. Jalur ALKI II melewati Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, dan Selat Lombok. Jalur ALKI III melewati Samudra Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, dan Laut Sawu. Keberadaan ALKI secara geopolitik bernilai vital karena menghubungkan jalur pelayaran internasional yang melayani Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, hingga Timur Tengah, yang juga beririsan dengan jalur sutra maritimnya Tiongkok.

Kedua, Indonesia belum menjadi pusat gravitasi ekonomi maritim dunia yang dibangun berbasiskan kekuatan sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi, termasuk artifisial (digitalisasi). Jika melongok di abad 15–18, Nusantara menjadi pusat gravitasi ekonomi maritim dunia karena adanya perebutan sumber daya rempah-rempah. Kuat pengaruh gravitasi ekonomi itu karena pesatnya aktivitas pelayaran, kepelabuhanan, serta kota-kota pantai menjadi pusat perdagangan internasional maupun interseluler yang dukung sumber daya rempah-rempah dan perkebunan.

Pertanyaannya, apakah “basis kekuataan sumber daya alam” yang mendukung PMD hingga dapat memosisikan Indonesia sebagai pusat gravitasi ekonomi maritim dunia? Apakah masih rempah-rempah ataukah komoditas pertanian, perkebunan, dan pertambangan lepas pantai?

Ketiga, PMD belum mampu mendayagunakan potensi ekonomi selat strategis yang menjadi jalur pelayaran internasional yang juga masuk jalur ALKI. Selat Malaka, Selat Makassar, dan Selat Lombok merupakan jalur pelayaran internasional yang dilewati kapal tonase besar setiap harinya. Halim (2014) mengutip Cleary dan Chuan (2000) mencatat bahwa diperkirakan (i) 200 kapal per hari dan 150 tanker setiap melayari perairan Selat Malaka; (ii) sekitar 72% kapal tanker dunia melayari Selat Malaka, sedangkan Selat Makasar dan Selat Lombok hanya 28%; dan (3) setiap tahunnya perputaran uang dari bisnis pelayaran di selat mencapai USD84–250 miliar. 

Setiap tahun jumlah kapal yang melayari selat ini mencapai 60.000 unit mengangkut beragam kargo berupa minyak mentah hingga produk jadi dari seluruh dunia. Angkanya tiga kali lipat ketimbang jumlah kapal yang melayari Terusan Panama dan dua kali di Terusan Suez. Begitu vital dan strategisnya posisi Selat Malaka hingga negara-negara besar semacam Amerika Serikat, Jepang, India, dan China mengalokasikan anggaran kekuatan militer untuk melindungi kepentingan ekonominya.

IHS Jane's Defence (2013) mencatat Amerika Serikat mengalokasikan USD656,21 miliar, China USD126,29 miliar, Jepang USD65,67 miliar, dan India USD44,55 miliar pada 2012 (baca: Halim). Bedanya dengan China, ia lewat jalur sutra maritimnya yang melewati Asia Tenggara, Afrika, Timur Tengah, hingga Eropa. China mengalokasikan anggaran infrastruktur hingga USD8 triliun. Sekarang saja, Tiongkok mulai membangun terusan Kra di Thailand yang menghubungkan Laut Andaman dan Laut China Selatan yang secara geoekonomi dan geopolitik makin menguatkan hegemoninya di kawasan Asia Tenggara.

Keempat, mendayagunakan ekonomi teluk. Teluk merupakan suatu kawasan perairan semi-tertutup yang menjorok ke daratan dan menjadi pusat perkembangan kota-kota pantai dan kepelabuhanan dengan beragam aktivitas. Contohnya, Teluk Jakarta, Teluk Balikpapan, Teluk Tomini, Teluk Cendrawasih, Teluk Ambon, Teluk Semangka, Teluk Bayur, dan Teluk Palu. Selama ini Indonesia belum mendayagunakan secara optimal potensi ekonomi teluk sebagai pusat gravitasi ekonomi maritim berbasis wilayah (kabupaten/kota maupun provinsi).

Agenda ke Depan


Jika membaca ulang agenda PMD tahun 2014, terdapat beberapa isu pokok kurang optimal dalam pengembangannya, yaitu budaya maritim, keselamatan pelayaran, dan nasib nelayan. Kurun waktu 2014–2018 kerap kali terjadi kecelakaan pelayaran, pengembangan budaya maritim lewat pendidikan masih relatif kurang, soal kesejahteraan nelayan, hingga pencemaran plastik.

Membaca visi-misi pasangan calon presiden 2019–2024, ada kesan mereduksi visi PMD. Karena itu, penulis mengusulkan, pertama, melanjutkan visi PMD dan mempertajam program aksinya sehingga Indonesia bisa berkontribusi bagi ekonomi maritim hingga tahun 2030. Indonesia mesti mampu mendayagunakan dan mengapitalisiasi potensi ekonomi ALKI, selat, dan teluk untuk mewujudkan gravitasi ekonomi maritim berbasis sumber daya alam.

Kedua, menginternalisasikan budaya maritim dalam sistem pendidikan nasional mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Nanti manusia Indonesia mampu mentranformasikan nilai-nilai, budaya, dan paradigma kemaritiman dalam politik, kepemimpinan, dan budaya kerja. Pasalnya, ciri khas budaya maritim ialah terbuka, outward looking, social enterpreneurship, berani mengambil risiko, dan menghargai kemajemukan. 

Ketiga, membangun institusi pendidikan berbasis kemaritiman setidaknya di tiga wilayah yang berada di ALKI, selat strategis, dan teluk. Umpamanya, di Sulawesi Utara atau Maluku yang dekat dengan ALKI III serta Teluk Tomini dan Teluk Ambon.

Keempat, mengalokasikan politik anggaran kemaritiman berbasiskan daerah kepulauan dan pesisir dengan program pembangunan jelas dan terukur, terutama di wilayah jalur ALKI, selat strategis, dan teluk dengan kekhasannya.

Kelima, menambah dan memperbaiki tata kelola armada pelayaran nasional maupun pelayaran rakyat (PELRA) agar menjangkau dan melayari wilayah perbatasan, pulau-pulau kecil, sungai, dan danau. Tujuannya agar distribusi barang, jasa, dan mobilitas manusia lebih lancar serta terjamin keselamatannya. Sebagai negara kepulauan, pengembangan transportasi laut jadi prasyarat utama.

Keenam, pemerintah mesti memberlakukan disinsetif bagi pencemar di laut dari bahan plastik. Selain itu, pemerintah juga mendorong lembaga riset nasional dan universitas untuk mengembangkan teknologi bioremediasi penghancur sampah plastik. Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang telah menemukan bakteri penghasil enzim yang menghancurkan dan mencerna plastik jenis polyethylene terephthalate (PET) seperti botol plastik.

Ketujuh, memperkuat sistem keamanan dan pertahanan nasional di wilayah laut berbasiskan AKLI, selat, dan teluk strategis, untuk mendukung stabilisasi berkembangnya gravitasi ekonomi maritim. Ketujuh agenda di ataslah mesti dilakukan untuk melanjutkan visi PMD. Semoga!

Pengertian Umum Keselamatan Kerja


Pengertian Umum Dan Tujuan Keselamatan Kerja. Penerapan Keselamatan Kerja pada suatu kegiatan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh pelaku Kegiatan Guna melindungi keamanan Para Pekerja.

Pengertian Keselamatan Kerja Yang dikutip dari beberapa sumber adalah :
  1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa (Suma’mur, 1996).
  2. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya.
  3. Keselamatan Kerja Adalah Segala upaya untuk mengurangi Kemungkinan Terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan.
  4. Keselamatan Kerja adalah Tindakan aktif setiap orang untuk menjaga keselamatan dirinya dari hal-hal yang tidak diiginkan.
  5. Keselamatan kerja adalah system perlindungan diri terhadap segala kemungkinan yang dapat menyebabkan kecelakaan
  6. Keselamatan Kerja adalah tindakan preventif terhadap kecelakaan yang dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab diri saat bekerja.
Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah :
  1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.
  2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
  3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 :
  1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
  2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan bahaya kebakaran
  3. Mencegah dan mengurangi bahaya-bahaya peledakan
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang perlindungan atas keselamatan karyawan dijamin pada pasal 108 yaitu:
  1. Keselamatan dan kesehatan kerja
  2. Moral dan kesusilaan
  3. Pelaksanaan yang sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia serta nilai-nilai agama.
.
Artikel Pada Blog ini kami kutip dari berbagai sumber. Semoga Artikel Tentang Pengertian Umum Dan Tujuan Keselamatan Kerja Dapat Bermanfaat Dan Apabila artikel ini berguna untuk anda silahkan copy paste dengan menyertakan Sumbernya. Kami Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada Kesalahan Dan Kekurangan Pada penulisan Artikel ini. Terima kasih atas perhatiannya. 

Budaya Keselamatan vs Iklim Keselamatan - Apa bedanya?


Budaya keselamatan dan iklim keselamatan adalah istilah serupa yang menggambarkan pendekatan organisasi terhadap keselamatan, tidak hanya upaya atau sikap nyata yang dipilih oleh anggotanya untuk diadopsi, tetapi juga setiap fungsi mental yang menentukan perilaku mereka secara keseluruhan. Untuk lebih spesifik, meskipun kedua definisi tersebut digunakan untuk alasan yang sama, “budaya keselamatan” sebagian besar mengacu pada nilai-nilai individu dan kelompok, sikap, persepsi, kompetensi terkait keselamatan, sedangkan “iklim keselamatan” terutama digunakan untuk menggambarkan ide-ide yang diungkapkan, alat dan teknik yang digunakan secara umum oleh organisasi untuk mengkonfirmasi kepatuhannya terhadap keselamatan. Dengan kata lain, iklim adalah benda yang mudah dirasakan oleh orang lain, sementara budaya adalah dasar yang tersembunyi di bawah permukaan.
Pemisahan ini mungkin tampak tidak perlu karena hasilnya selalu merupakan bagian yang terlihat, namun, memisahkan visual dari item tidak berwujud dapat berguna bagi organisasi selama evaluasi kinerja untuk mengakui kegagalan dan memahami penyebab yang lebih dalam yang mengarahkan individu ke perilaku yang tidak aman.

Budaya Keselamatan : Elemen-elemen kunci

Organisasi mengadopsi sikap dan mengikuti jalur yang ditentukan untuk tindakan mereka dan pendekatan total mereka terhadap bisnis. Jika tindakan mereka tidak menyimpang dari rencana yang disetujui, hasilnya mungkin dapat diterima dan sangat dekat dengan cakupan dan tujuan perusahaan.

Seperti yang telah disebutkan, budaya adalah bagian yang tidak terungkap dari karakter perusahaan, sehingga satu-satunya cara untuk diungkapkan adalah melalui diskusi dengan anggota kru di kantor dan di kapal. Budaya, karena merupakan proses mental, mungkin sulit dijelaskan oleh individu, tetapi melalui pertanyaan yang ditargetkan, fakta-fakta utama akan muncul di permukaan tentang apa yang aman bagi mereka dan yang merupakan tanggung jawab mereka sendiri terkait dengan keselamatan.

Akhir-akhir ini, beberapa teori telah muncul untuk mendefinisikan pendekatan budaya yang berbeda di antara organisasi pelayaran sebagai berikut:

Budaya non-menyalahkan: adalah pendekatan yang mencoba melihat masalah dari pandangan yang benar-benar terputus oleh istilah ketakutan apa pun. Dengan demikian, anggota kru yang ada di kapal dan karyawan kantor selalu didorong untuk melaporkan kesalahan dan setiap masalah yang timbul di tempat kerja tanpa ada hukuman.
Budaya adil: mengacu pada pendekatan yang menunjukkan toleransi nol terhadap perilaku tidak aman. Beberapa organisasi menarik garis tegas yang memisahkan insiden yang dapat diterima yang mungkin merupakan kesempatan untuk belajar dari perilaku yang tidak dapat diterima dan sama sekali tidak aman yang dapat menyebabkan konsekuensi yang parah dan membahayakan.
Kombinasi dari dua teori ini dapat mengembangkan organisasi yang kuat dengan keandalan tinggi di mana karyawan melaporkan kesalahan mereka dan semua kesalahan yang terjadi, tetapi di sisi lain ada garis yang ditarik antara perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima. Selain itu, organisasi harus selalu melakukan upaya yang tepat untuk menumbuhkan budaya keselamatan di antara semua anggota dan menggunakan masalah yang timbul sebagai pelajaran untuk dipelajari, agar tidak terulang lagi di masa depan.

Iklim Keselamatan: Elemen-elemen kunci

Dengan iklim keselamatan, organisasi pelayaran berarti cara keselamatan dikelola dan bagaimana hal itu ditransmisikan dan tercermin pada perilaku anggota kru. Ada banyak faktor yang mensintesis iklim keselamatan di perusahaan pelayaran dengan manajemen keselamatan menjadi yang utama. Kecuali untuk itu, sangat penting bagi organisasi yang bertujuan menuju iklim keselamatan yang kuat, untuk fokus pada hal-hal berikut:

Program latihan
Pemeliharaan status sosialnya
Penilaian risiko
Karena berasal dari pengalaman, iklim keselamatan yang kuat memastikan hasil yang lebih baik. Dengan demikian, organisasi pelayaran harus berinvestasi pada iklim keselamatan dan selalu mengontrol dan mengevaluasi kinerja keselamatan mengingat ada beberapa hal, terlihat dan tersembunyi yang berkontribusi pada hasil keselamatan positif, serta peningkatan berkelanjutan perusahaan.

Keselamatan menjadi prioritas di perusahaan pelayaran dengan budaya keselamatan yang efektif dan iklim keselamatan. Staf dan awak kapal Perusahaan akan belajar untuk berkonsentrasi pada keselamatan dan menilai konsekuensi dari tindakan tidak aman, daripada sekadar mematuhi prosedur keselamatan, karena ini telah ditetapkan oleh manajemen puncak, peraturan perundang-undangan dll. Manajemen yang berfokus pada kepentingan pribadi dan belajar terus menerus dari kesalahan, memastikan bahwa karyawan - mulai dari manajer kantor, hingga kapten, pengawas atau pelaut - memahami pentingnya mengikuti prosedur keselamatan, hingga akhirnya menjadi satu-satunya pilihan dan sikap mereka.

Alasan Keselamatan Kerja itu Penting!!

Mengapa keselamatan di tempat kerja itu penting? Ada lebih dari pertanyaan ini daripada yang dipikirkan.

Keselamatan di tempat kerja sangat penting bagi setiap dan semua karyawan di industri karena semua pekerja berkeinginan untuk bekerja dalam suasana yang aman dan terlindungi. Kesehatan dan keselamatan adalah faktor kunci untuk semua industri dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pengusaha. Merupakan kewajiban dan tanggung jawab moral perusahaan untuk menjaga perlindungan karyawan.

Setiap orang yang meninggalkan rumahnya untuk bekerja di pagi hari harus kembali ke rumahnya pada malam hari dalam keadaan sehat. Pernahkah Anda membayangkan bahwa orang yang Anda cintai tidak akan pernah kembali ke rumah? Atau Anda mendapat telepon bahwa ia ada di rumah sakit karena beberapa insiden terjadi? Pikiran-pikiran ini hanya membuat kita merinding. Ini adalah satu-satunya alasan mengapa penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Dewasa ini, prosedur kesehatan dan keselamatan di tempat kerja penting bagi kesejahteraan karyawan dan pemberi kerja karena kehilangan manusia tidak dapat diukur dan tidak dapat ditolerir. Karena, kehilangan atau cedera seperti itu dapat menyebabkan kerugian besar bagi keluarga.

Semua industri memang memiliki risiko keselamatan tetapi manajemen harus mencurahkan waktu mereka untuk berpikir dan menyusun strategi hal-hal yang diperlukan tindakan pencegahan keselamatan di perusahaan mereka untuk memastikan bahwa pekerja mereka cukup aman untuk sepanjang waktu. Selain itu, manajemen harus mengkonfirmasi dengan semua pekerja terkait dengan pekerjaan dan kenyamanan mereka sehari-hari. Sehingga, manajemen dapat mengambil langkah yang sama sesuai dengan aspek yang diinginkan pekerja. Ini membantu mereka dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas produk dan banyak lagi.

1. Sadar tentang lingkungan: Ada banyak karyawan yang tidak peduli tentang bahaya di sekitarnya. Tetapi, penting untuk mengamati keadaan kerja rekan kerja Anda. Setelah Anda mengetahui tentang bahaya tertentu yang terjadi di tempat kerja Anda, maka itu akan membantu Anda dalam mengurangi risiko dan memungkinkan Anda untuk mengambil langkah pencegahan.

2. Mengurangi stres di tempat kerja: Sebagian besar karyawan tidak bugar dan sehat karena jadwal sibuk mereka, yang meliputi jam kerja yang panjang, tekanan kerja dan konflik terjadi dengan rekan kerja atau dengan bos organisasi. Dan, semua ini dapat menyebabkan beberapa penyakit atau depresi pada karyawan. Juga, ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan profesional mereka tetapi juga menciptakan gangguan dalam kehidupan pribadi mereka juga. Jadi, alih-alih menunggu untuk tidak layak, lebih baik Anda mulai menjaga kesehatan Anda, dengan mengambil istirahat teratur, duduk dalam posisi tubuh yang sesuai dengan diet yang tepat. Akan lebih baik bagi Anda untuk menjadwalkan pekerjaan Anda sesuai dan mengelola hal-hal untuk mengurangi stres di tempat kerja Anda.

3. Gunakan alat dengan tepat: Lakukan tindakan pencegahan yang sesuai saat menggunakan mesin atau alat lain, alih-alih mengambil jalan pintas. Mengambil jalan pintas adalah salah satu alasan terbesar di balik kehilangan tempat kerja. Merupakan risiko keamanan terbesar untuk menggunakan perancah sebagai tangga atau satu alat alih-alih yang lain untuk pekerjaan tertentu. Jadi, selalu disarankan untuk menggunakan alat yang benar dan mengurangi peluang cedera di tempat kerja.

4. Pertahankan pintu keluar krisis yang mudah diakses: Jika ada keadaan darurat, Anda perlu akses cepat ke pintu keluar. Disarankan juga untuk menjaga agar penggunaan peralatan tetap tidak jelas yang dapat menghentikan Anda dari melakukan keadaan darurat.

5. Perbarui Supervisor Anda tentang kondisi yang tidak aman: Penting bagi Anda untuk terus memperbarui supervisor Anda tentang bahaya atau risiko yang terjadi di tempat kerja. Mereka harus diwajibkan secara hukum untuk memastikan bahwa karyawan mereka bekerja di lingkungan yang aman atau tidak. Dan, dalam hal, jika karyawan tidak bekerja dalam kondisi yang aman, maka adalah tanggung jawab penyelia untuk mendengarkan dan memahami kondisi mereka dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawan.

6. Gunakan bantuan mekanik: Setiap kali, Anda ingin membawa atau mengangkat beberapa alat berat maka Anda harus menggunakan ban berjalan, engkol atau forklift. Ada banyak risiko yang terlibat, jika Anda mencoba mengangkat sesuatu yang lebih berat, itu dapat mempengaruhi kemampuan penimbangan Anda dan dapat menyebabkan beberapa perpindahan otot. Jadi, pastikan itu menggunakan alat yang tepat untuk tidak melukai diri sendiri.

7. Tetap Waspada: Ada banyak karyawan yang biasanya berkompromi atau mengabaikan peringatan peringatan sebelumnya dan karena ini, sejumlah cedera di tempat kerja atau kematian terjadi.

8. Mengurangi Stres Lingkungan Tempat Kerja: Stres kepada karyawan atau rekan kerja mana pun, dapat menyebabkan depresi dan masalah konsentrasi. Dan alasan utama termasuk, jam kerja yang diperpanjang, kelebihan kerja, rasa tidak aman pekerjaan dan masalah yang terjadi pada rekan kerja atau profesional. Jadi, alih-alih menekankan pada bahu Anda, Anda harus mendiskusikannya dengan penyelia Anda dan memintanya untuk mengurus masalah Anda yang Anda hadapi di organisasi.

9. Kenakan peralatan keselamatan yang tepat: Sangat penting bagi Anda untuk memakai alat peralatan perlindungan yang tepat selama bekerja. Dan, peralatan bisa dalam bentuk apa pun seperti, penyumbat telinga, penutup telinga, keras

Mengapa Audit Manajemen Keselamatan itu penting?


Audit dilakukan secara berkala baik oleh perwakilan perusahaan (internal) atau oleh pihak ketiga (eksternal) dengan tujuan untuk memeriksa kekurangan SMS dan ketidaksesuaian. Karena ketidaksesuaian dianggap sebagai situasi yang diamati di mana bukti objektif menunjukkan tidak terpenuhinya persyaratan tertentu. Selain itu, audit dilakukan jika organisasi memerlukan tinjauan dengan maksud untuk mengubah inisiatifnya.
Jenis audit & tujuan

Audit dapat dikategorikan sebagai berikut:

Audit kemampuan: untuk menentukan apakah perusahaan mampu memenuhi persyaratan.
Audit manajemen: untuk menentukan bagaimana insiden dicatat dan diselidiki.
Audit kepatuhan: untuk menentukan apakah praktik kerja memenuhi persyaratan perundang-undangan.

Tujuan utama dari prosedur audit adalah:
Untuk memverifikasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
Untuk memastikan bahwa SMS perusahaan diterapkan sebagaimana mestinya
Mengawasi tindakan yang diambil untuk meningkatkan kinerjanya dan jika tindakan ini efektif.
Menetapkan prosedur audit yang efektif

Prosedur audit harus ditulis dalam Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) untuk menentukan bagaimana mereka harus dilakukan sesuai dengan inisiatif perusahaan. Yaitu, prosedur harus menentukan:

Ruang lingkup audit
seberapa sering harus dilakukan
siapa yang akan melanjutkan audit, dan
yang merupakan alat atau teknik audit yang paling sering mereka gunakan.
Selain itu, harus ditentukan:

dokumentasi apa yang perlu ditinjau oleh auditor
bagaimana temuan akan dilaporkan dan
proses mana yang harus diikuti untuk memverifikasi bahwa tindakan korektif dan pencegahan yang tepat telah dilaksanakan.
Persyaratan auditor

Auditor adalah individu yang terlatih dan bersertifikat untuk melakukan audit mengenai item yang relevan. Dalam hal ini, auditor harus terbiasa dengan SMS perusahaan atau, setidaknya, Kode ISM untuk memahami aturan, peraturan, kode, dan pedoman yang relevan.

Selama audit, auditor diharapkan untuk meninjau semua sertifikasi yang diperlukan dan memastikan bahwa staf memahami SMS perusahaan dan penerapannya yang efektif, memberikan catatan yang memverifikasi kepatuhan.

Terlebih lagi, auditor bertanggung jawab untuk memverifikasi apakah semua tugas ISM yang dilakukan yang didelegasikan bertindak sesuai dengan SMS Perusahaan dan undang-undang terkait dan meninjau umpan balik yang diterima dari pihak yang diaudit. Merupakan tanggung jawab auditor untuk mengusulkan setiap ide perbaikan yang mungkin terlihat selama audit.

Mengapa audit itu penting?

Audit harus dianggap sebagai prosedur rutin untuk semua organisasi pengiriman; pertama-tama, karena mereka bertujuan mengidentifikasi ketidaksesuaian. Namun, mendefinisikan ketidaksesuaian sistem bukanlah tahap akhir dari prosedur audit. Segera setelah ketidaksesuaian muncul di garis depan, perusahaan harus melanjutkannya untuk meningkatkan kinerjanya. Audit harus diikuti oleh rapat agar temuan audit dapat didiskusikan dan akhirnya diselesaikan. Tindak lanjut harus selalu terjadi untuk setiap ketidaksesuaian, mendefinisikan tindakan korektif dan pencegahan. Praktik-praktik ini menjaga organisasi aman dari terulangnya kembali kegagalan yang sama untuk terjadi, yang mengarah pada perbaikan berkelanjutan. Selain itu, audit sangat penting untuk kapal di atas kapal karena alasan yang sama.

Perlu disebutkan bahwa agar audit menjadi efektif, seharusnya tidak ada variasi auditor yang berbeda dengan persepsi standar yang berbeda. Organisasi pelayaran yang mempertimbangkan audit dan belajar dari hasilnya, dapat memperbaiki diri, menghindari hukuman finansial, dan memenangkan kontrak. Semua jawaban di atas adalah jawaban atas pertanyaan, apakah audit efektif sebagai mekanisme untuk memastikan standar keselamatan, atau tidak.

Hari Raya Nyepi Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Ditutup.



PT ASDP Ketapang, Banyuwangi, akan menutup total 24 jam pelabuhan, saat Hari Raya Nyepi tahun 2019. Namun sebelum ditutup, sebanyak 56 kapal disediakan untuk pengguna jasa penyeberangan.

Penutupan tersebut dilakukan sejak, Rabu (6/3/2019) pukul 23.00 wib atau pukul 00.00 Wita. Penyeberangan bakal dibuka kembali, Jumat (8/3/2019) pada pukul 05.30 Wib.

PT ASDP Ketapang juga mengintruksikan kepada operator pelayaran yang beroperasi di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk untuk mensosialisasikan penutupan tersebut kepada penumpang.

PT ASDP juga akan mensosialisasikan penutupan ini melalui selebaran pamflet yang akan dibagikan kepada penumpang. Selain itu, di sejumlah sudut pelabuhan juga akan dipasang banner pemberitahuan penutupan sementara Hari Raya Nyepi.

Untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan di kedua pelabuhan, PT ASDP Ketapang telah menyiagakan 52 armada kapal. Dari jumlah tersebut 32 kapal dioperasikan untuk melayani kendaraan yang hendak menyebrang ke Pulau Bali dan sebaliknya.

Selain puluhan armada kapal yang disiagakan, PT ASDP juga menyiapkan lahan parkir tambahan baik di Pelabuhan 
Ketapang maupun Pelabuhan Gilimanuk. Hal itu untuk mengantisipasi menumpuknya kendaraan di 2 Pelabuhan akibat tidak bisa menyebrang pada hari H perayaan nyepi 2019.

Kapal terakhir akan diberangkatkan tengah malam pukul 00.00 Wita. Setelahnya sudah mulai ditutup, penutupan dilakukan untuk menghormati umat Hindu Bali yang merayakan Nyepi.

Karena itu, dengan kebijakan penyeberangan ditutup lebih awal, Mengimbau penumpang baik yang akan masuk Bali maupun ke luar Bali, bisa mengatur waktu lebih awal. Berharap tidak ada lonjakan arus penumpang secara bersamaan.

Apalagi menjelang jadwal penutupan penyeberangan menuju ataupun ke luar Bali nanti. Sehingga tidak ada yang tercecer di pelabuhan.

Negara Anggota International Maritiem Organization Maritiem Organization.

International Maritiem Organization (IMO)
Organisasi ini dikenal sebagai organisasi maritim internasional yang menangani masalah kemaritiman dan kelautan negara negara anggotanya. dan berikut adalah negara anggota IMO (International Maritiem Organization)
Daftar Negara Anggota IMO
No          Negara Bergabung
1              Kanada 1948
2              Belanda                1949
3              Inggris Raya        1949
4              Amerika Serikat                1950
5              Irlandia 1951
6              Myanmar            1951
7              Australia              1952
8              Israel     1952
9              Prancis  1952
10           Argentina            1953
11           Haiti       1953
12           Republik Dominika          1953
13           Honduras            1954
14           Meksiko               1954
15           Swiss     1955
16           Ekuador               1956
17           Italia      1957
18           Iran        1958
19           Jepang  1958
20           Mesir    1958
21           Norwegia            1958
22           Panama                1958
23           Rusia     1958
24           Turki      1958
25           Yunani  1958
26           Denmark             1959
27           Finlandia              1959
28           Ghana   1959
29           India      1959
30           Jerman 1959
31           Liberia   1959
32           Swedia 1959
33           Bulgaria                1960
34           Islandia 1960
35           Kuwait  1960
36           Pantai Gading    1960
37           Polandia               1960
38           Selandia Baru     1960
39           Senegal                1960
40           Indonesia            1961
41           Kamboja              1961
42           Kamerun             1961
43           Madagaskar       1961
44           Mauritania          1961
45           Korea Selatan    1962
46           Maroko                1962
47           Nigeria  1962
48           Spanyol                1962
49           Aljazair 1963
50           Brasil     1963
51           Suriah   1963
52           Tunisia  1963
53           Filipina  1964
54           Rumania              1965
55           Trinidad and Tobago       1965
56           Cuba      1966
57           Lebanon              1966
58           Malta    1966
59           Singapura            1966
60           Maladewa           1967
61           Peru      1968
62           Uruguay               1968
63           Arab Saudi          1969
64           Barbados             1970
65           Hungaria              1970
66           Libya      1970
67           Malaysia              1971
68           Chile      1972
69           Guinea Khatulistiwa        1972
70           Sri Lanka              1972
71           Cina       1973
72           Irak        1973
73           Jordania               1973
74           Kenya   1973
75           Republik Demokratik Kongo        1973
76           Sierra Leone       1973
77           Siprus    1973
78           Thailand               1973
79           Kolombia             1974
80           Oman    1974
81           Sudan   1974
82           Tanzania              1974
83           Austria  1975
84           Ethiopia                1975
85           Guinea 1975
86           Kongo   1975
87           Venezuela          1975
88           Bahamas              1976
89           Bahrain 1976
90           Bangladesh         1976
91           Gabon  1976
92           Jamaika                1976
93           Papua Nugini     1976
94           Portugal               1976
95           Suriname             1976
96           Angola  1977
97           Guinea-Bissau   1977
98           Qatar     1977
99           Mauritius             1978
100         Seychelles           1978
101         Somalia                1978
102         Djibouti                1979
103         Dominika             1979
104         Gambia                1979
105         Mozambik           1979
106         Nepal    1979
107         Yaman  1979
108         Benin    1980
109         Guyana                1980
110         Saint Lucia           1980
111         Uni Emirat Arab                1980
112         El Salvador          1981
113         Kosta Rika           1981
114         Saint Vincent and the Grenadines            1981
115         Nikaragua            1982
116         Fiji          1983
117         Guatemala          1983
118         Togo      1983
119         Brunei Darussalam          1984
120         Vietnam               1984
121         Antigua and Barbuda      1986
122         Korea Utara        1986
123         Vanuatu               1986
124         Bolivia   1987
125         Kepulauan Solomon       1988
126         Malawi 1989
127         Monako               1989
128         Belize    1990
129         Makao, China    1990
130         Sao Tome and Principe  1990
131         Luksemburg       1991
132         Estonia 1992
133         Kroasia 1992
134         Bosnia and Herzegovina                1993
135         Eritrea   1993
136         Georgia                1993
137         Latvia    1993
138         Makedonia         1993
139         Paraguay             1993
140         Republik Ceko   1993
141         Slovakia                1993
142         Slovenia               1993
143         Turkmenistan    1993
144         Kazakhstan         1994
145         Namibia               1994
146         Ukraina                1994
147         Afrika Selatan    1995
148         Azerbaijan          1995
149         Lithuania              1995
150         Mongolia             1996
151         Samoa  1996
152         Grenada              1998
153         Kepulauan Marshall        1998
154         Serbia   2000
155         Tonga    2000
156         Komoro                2001
157         Moldovoa           2001
158         Saint Kitts and Nevis       2001
159         Kepulauan Faroe              2002
160         San Marino         2002
161         Kiribati  2003
162         Tuvalu   2004
163         Timor-Leste        2005
164         Zimbabwe           2005
165         Montenegro      2006
166         Kepulauan Cook               2008
167         Uganda                2009
168         Belarusia              2016
169         Belgia    ​1951
170         ​Hong Kong, Cina               ​1967
171         Tanjung Verde  ​1976
172         ​Albania ​1993
173         ​Palau     ​2011
174         ​Zambia ​2014
175         Pakistan         

Kabar Poros Maritim Dunia

LAPORAN  OECD 2016 memproyeksikan bahwa ekonomi maritim dunia akan berkembang dua kali lipat (USD 3 triliun) pada 2030. Proyeksi ini mengg...