Masih banyak orang yang tidak mengetahui seluk beluk
pekerjaan pelaut,yang mereka tahu pelaut atau ABK selalu dikaitkan dengan
pendapatan yang tinggi dan gaya hidup yang sok wah suka dugem dan sebagainya.
Kalau kita melihat fakta yang ada pendapat tersebut tidak
sepenuhnya salah namun tidak juga dibenarkan jika cap tersebut deperuntukan
bagi semua profesi Anak Buah Kapal.
Pendapatan/gaji seorang Anak Buah Kapal bergantung banyak
faktor mulai dari faktor jabatan hingga di perusahaan mana dia bekerja.
Meski ada sebagian pelaut yang memiliki tabiat atau
kebiasaan dengan gaya hidup yang suka menghamburkan uang dengan dugem dan
sebagainya,namun sejatinya hal itu tidak berarti semua pelaut memiliki perilaku
yang sama.
Banyak sekali pelaut yang sangat arif dan memiliki
pendapatan tinggi namun tetap sederhana bahkan pelaut yang bekerja di tanah air
masih banyak yang memiliki pendapatan sangat kecil sehingga jangankan untuk
berfoya-foya sekedar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya saja masih
kekurangan.
Inilah sisi unik dan begitu beragamnya seorang yang
berprofesi sebagai Anak Buah Kapal.
Dan jika kebetulan pembaca adalah salah satu orang yang
tertarik dengan dunia pelaut,dan ingin menjadi seorang pelaut sebaiknya baca
terus untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana potensi sebenarnya menjadi
seorang pelaut.
Kita juga perlu tahu faktor apa saja yang mempengaruhi gaji
seorang pelaut,karena jika kita hanya tahu bahwa pelaut atau ABK itu memiliki
gaji yang besar maka bisa-bisa kita terjebak dan menyesal setelah menjadi
pelaut jika ternyata pendapatanya tidak sebesar yang diharapkan.
Beberapa Faktor Yang Menentukan Pendapatan atau Gaji Anak
Buah Kapal Jabatan Diatas Kapal.
Jika pembaca betul-betul awam tentang dunia pelaut saya
yakin mereka tidak tahu banyak jika jabatan pelaut atau ABK sangat menentukan
pendapatan atau gaji.
Masih banyak yang keliru menilai karena pemikiran bahwa anak
buah kapal selalu identik dengan gaji besar,namun faktanya tidak selamanya
terbukti.
Sehingga tidak sedikit orang-orang awam terjerumus dan
ikut-ikutan untuk menjadi pelaut tanpa dibekali pengetahuan yang cukup dan
ketika mereka terjun ke dunia sebenarnya mereka menyesal lantaran pendapatan
yang ia dapatkan tidak seindah dengan apa yang ia harapkan.
Bekerja diatas kapal dengan bermodal ijazah SLTP kemudian
mengikuti semua prosedur dengan mengambil sertifikat pelaut yang terdiri dari
berbagai kursus keselamatan pelaut dan berbagai perlengkapan lain seperti
medikal,passport dan buku pelaut tidak serta merta akan mengantarkan kita
menjadi pelaut dengan bayaran yang tinggi.
Meskipun persyaratan dan biaya yang diperlukan untuk bisa
menjadi pelaut pemula ini tergolong sangat sulit,mahal dan penuh birokrasi
namun setelah apa yang sulit itu terlewati masih lagi dihadapkan dengan
kesulitan selanjutnya yaitu mendapatkan pekerjaan.
Dan fakta di lapangan sangat jarang pelaut baru mendapatkan
penghasilan yang baik sesuai yang diinginkanya apalagi jika kita benar-benar
mengawali karir pelaut dari bawah.
Hampir semua perusahaan dengan gaji yang lumayan
menginginkan calon tenaga kerjanya harus dari pelaut yang telah berpengalaman.
Meskipun jabatan di atas kapal hanyalah seorang pelayan atau
mess boy,perusahaan ternama selalu mengharuskan kru kapalnya hanya diisi oleh
mereka yang cukup pengalaman.
Sehingga umumnya para pelaut baru benar-benar harus merintis
dari bawah dari jabatan terendah sebagai kelasi atau pelayan dan pada
perusahaan dengan bayaran yang rendah pula.
Sudah tidak asing lagi bagi pelaut Indonesia jika mereka
mendengar ABK dengan gaji rendah bahkan masih banyak yang di bawah standar UMR
para pekerja di darat,setidaknya sampai saat artikel ini dibuat.
Sangat miris memang namun begitulah faktanya,hanya setelah
mendapat cukup banyak pengalaman para pelaut pemula ini baru bisa mulai
melangkahkan kaki untuk bekerja di perusahaan-perusahaan dengan gaji yang lebih
baik.
Meskipun tidak mudah,namun setidaknya kesempatan itu mulai
terbuka.Sebenarnya ada saja cara lain agar bisa langsung bekerja diperusahaan
yang cukup baik yaitu dengan memalsukan pengalaman atau dengan menggandeng
broker atau teman atau kerabat yang sudah lebih dulu atau mempunyai posisi
tertentu di perusahaan tersebut.
Sayangnya cara-cara tersebut tidak saya sarankan karena
tidak sesuai prosedur yang baik,disamping beresiko pemecatan jika kita
diketahui telah melakukan perbuatan curang.
Setelah bisa mendapat pekerjaan di perusahaan yang layak
minimal kita bisa lega karena mendapatkan gaji yang lebih baik,meski memiliki
jabatan paling rendah.
Kita ambil contoh jika pendapatan seorang kapten atau
nakhkoda kapal bisa mencapai Rp.20.000.000,- perbulan maka seorang pelaut
pemula yang merangkak dari bawah bisa mendapatkan gaji antara Rp.2000.000,-s/d
Rp.4000.000,.
Angka-angka tersebut tidak bisa dipastikan karena lagi-lagi
banyak faktor seperti kebijakan perusahaan dan juga besar kecil kapal,jenis
kapal dan sebagainya.
Jumlah tersebut berlaku bagi pelaut yang bekerja di
perusahaan lokal Indonesia,karena banyak pelaut asing justru memiliki standard
yang baik dalam pemberian upah kepada kru kapalnya nanti kita akan sedikit
bercerita tentang besar kecil nya gaji di kapal asing.
Namun demikian akhir-akhir ini sudah mulai banyak perusahaan
dalam negeri menaikan standar gaji kru kapalnya ke level yang lebih baik.
Mudah-mudahan cepat terealisasi standarisasi gaji pelaut
terutama bagi pelaut yang bekerja di tanah air.
Karena sungguh sangat memprihatinkan jika membandingkan
standar upah pelaut di Indonesia dengan para pelaut dari negara maju lainya.
Bagaimana caranya agar bisa mendapatkan gaji yang tinggi
sebagai pelaut?
Salah satu cara terbaik adalah menjadi pelaut setelah
mendapatkan ijazah dari akademi pelayaran,ini adalah cara tercepat mendapatkan
gaji tinggi karena para lulusan dari akademi pelyaran seperti PIP,STIP dan
lainya, mereka akan bekerja diatas kapal sebagai perwira kapal.
Baik jurusan mesin ataupun dek memiliki peluang yang sama
untuk mendapatkan gaji yang besar.
Namun jika mungkin anda adalah orang tua yang merasa
kesulitan untuk menyekolahkan anaknya hingga level akademi maka salah satu
pilihan terbaik ke dua adalah menyekolahkan anak ke Sekolah Pelayaran Menengah.
Mereka para lulusan akademi pelayaran ataupun SMK pelayaran
memang tidak langsung menjadi Kapten kapal atau Kepala Kamar Mesin bagi jurusan
tekhnik mesin,namun dengan menjabat sebagai perwira kapal maka gaji yang
diterima akan berkali-kali lipat jika dibandingakan pelaut-pelaut yang merangkak
dari bawah.
Meski begitu bagi yang merintis karir bukan dari akademi
atupun SMK Pelayaran anda masih boleh bernafas lega karena ada satu kelebihan
merintis karir sebagai pelaut,disamping kemungkinan mendapat penghasilan tinggi
karir seorang pelaut bisa terus naik sesuai dan tergantung usaha pelaut itu
sendiri.
Jadi meskipun sekarang ini seorang pelaut mengawali karirnya
dari bawah sebagai pekerja anak buah kapal yang menempati posisi paling bawah
dan gaji terendah diatas kapal namun mereka tetap memiliki kesempatan menjadi
seorang kapten kapal atau kepala kamar mesin sebagai jabatan tertinggi diatas
kapal jika pelaut tersebut mau mengembangkan karirnya dengan serius.
Bagaimana caranya?Dalam karir seorang pelaut mereka memiliki
kesempatan untuk menaikan level ijazah pelautnya setiap minimal dua tahun masa
layarnya.
Jadi ketika level ijazah seorang pelaut sekarang ini adalah
rating maka setelah dua tahun masa berlayar mereka bisa mengikuti pendidikan di
lembaga diklat yang ditunjuk oleh departemen perhubungan laut untuk mengambil
ijazah setingkat lebih tinggi yaitu Ijazah Ahli Nautika/Mesin tingkat 5 setelah
memiliki ijazah tingkat 5 mereka bisa melamar menjadi perwira dek/mesin sesuai
jurusan dikapal-kapal ber tonase kecil seperti tugboat dan sejenisnya.
Nah pada dua tahun setelah berpengalaman memiliki ijazah
kelas 5 maka mereka kembali bisa mengambil ijazah Ahli Nautika/Mesin tingkat 4
atau setara dengan mereka yang memiliki ijazah dari SMK Pelayaran.
Begitu seterusnya hingga mencapai tingkatan tertinggi yaiu
Ahli Nautika tingkat 1 atau Ahli Mesin tingkat 1.
Jika para pelaut telah memiliki ijazah tingkat paling tinggi
ini maka mereka memiliki kesempatan yang sama dengan para pelaut lainya bahkan
bisa bersaing meski mereka yang berasal dari akademi sekalipun.
Memang cukup panjang perjuanganya namun semua bisa dicapai
dengan niat dan disiplin yang serius.
Dengan memahami dan mengerti bahwa pendapatan atau gaji
seorang pelaut dipengaruhi banyak faktor,diharapkan para pelaut baru tidak
terjebak oleh kesalah pahaman yang membuat merasa dirinya salah atau tertipu
dengan menjadi pelaut apalagi jika mereka benar-benar megawali karir dari
bawah.